Follow our journey to becoming the world's premium tilapia fish producer. SEE OUR JOURNEY HERE

Kurangi dan Hindari Konsumsi Makanan Kemasan Jika Mengandung 5 Zat Berbahaya Ini!

Apakah Anda sering mengonsumsi makanan kemasan? Jika ya, maka perlu kiranya Anda waspada terhadap lima zat berbahaya yang sering terdapat dalam makanan kemasan. Berdasarkan penjelasan dari Badan POM Indonesia, lembaga resmi pemerintah Republik Indonesia yang bertugas mengawasi Obat dan Makanan, serta informasi dari artikel yang sudah ditinjau oleh dr. Rizal Fadli, dokter lulusan Universitas Sumatera Utara, berikut adalah penjelasan tentang zat-zat tersebut:

Rhodamin B

Foto: twitter.com/bpomkediri

Meskipun Rhodamin B telah dilarang penggunaannya untuk pangan oleh Badan POM Indonesia, namun potensi penggunaan yang salah (misuse) hingga saat ini bukan tidak mungkin. Rhodamin B adalah zat pewarna sintetis yang sering digunakan dalam makanan kemasan untuk memberikan warna merah cerah. Namun, rhodamin B telah dikaitkan dengan risiko kesehatan serius, termasuk kerusakan hati dan bahkan kanker hati. Penelitian menunjukkan bahwa paparan jangka panjang terhadap rhodamin B dapat menyebabkan penumpukan zat ini dalam jaringan lemak tubuh, yang berpotensi menyebabkan efek negatif yang serius bagi kesehatan.

Pemanis Buatan

Foto: draxe.com

Aspartame, sakarin, dan sukralosa adalah contoh pemanis buatan yang sering ditambahkan ke makanan kemasan sebagai pengganti gula. Meskipun mereka memberikan rasa manis tanpa kalori, pemanis buatan telah dikaitkan dengan sejumlah masalah kesehatan, termasuk gangguan metabolisme, peningkatan berat badan, dan peningkatan risiko penyakit jantung. Zat ini juga dapat mengganggu sistem saraf dan mengubah perilaku makan dengan merangsang nafsu makan.

Boraks

Foto: wartadesa.net

Meskipun Boraks telah dilarang penggunaannya untuk pangan oleh Badan POM Indonesia, namun potensi penggunaan yang salah (misuse) hingga saat ini bukan tidak mungkin. Boraks, atau natrium borat, adalah bahan pengawet yang sering digunakan dalam makanan kemasan, terutama dalam produk-produk olahan ikan. Namun, boraks telah dilarang sebagai bahan tambahan makanan di banyak negara karena sifatnya yang beracun bagi tubuh manusia. Paparan boraks dapat menyebabkan kerusakan pada organ-organ vital seperti ginjal, hati, dan sistem saraf pusat. Dalam kasus yang ekstrem, konsumsi boraks dapat berakibat fatal.

Zat Pewarna

Foto: honestdocs.id

Zat pewarna buatan sering digunakan dalam makanan kemasan untuk meningkatkan daya tarik visual produk. Namun, beberapa zat pewarna telah dikaitkan dengan sejumlah masalah kesehatan, termasuk risiko kanker dan gangguan hormonal. Misalnya, pewarna biru 1 dan 2, hijau 3, merah 3, dan kuning 6 telah menunjukkan hubungan dengan berbagai jenis kanker serta masalah tiroid dan adrenal.

Pengawet Buatan

Foto: idntimes.com

Pengawet buatan seperti natrium benzoat dan kalium benzoat sering ditambahkan ke makanan kemasan untuk memperpanjang masa simpan produk. Namun, pengawet ini dapat berinteraksi dengan asam askorbat (vitamin C) dalam makanan dan membentuk senyawa berbahaya seperti benzena. Benzena adalah senyawa karsinogenik yang berpotensi menyebabkan kanker dan masalah kesehatan lainnya, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah besar atau secara terus-menerus.

Pilih Makanan Sehat

Dengan demikian, sangat penting untuk mengurangi atau bahkan menghindari konsumsi makanan kemasan yang mengandung zat-zat berbahaya tersebut. Sebagai gantinya, ajaklah keluarga Anda untuk mengonsumsi makanan segar, sehat, dan kaya akan nutrisi. Salah satu alternatif yang praktis adalah ikan filet tilapia dari Regalsprings Indonesia, yang terjamin keasliannya, bebas dari bahan kimia berbahaya, dan tinggi kandungan nutrisinya seperti protein.

Dengan memahami bahaya yang terkandung dalam makanan kemasan dan mengubah pola konsumsi kita, kita dapat menjaga kesehatan dan kesejahteraan kita serta keluarga. Jadi, mari bersama-sama mengambil langkah untuk hidup lebih sehat dengan mengurangi konsumsi makanan kemasan yang mengandung zat berbahaya!