Follow our journey to becoming the world's premium tilapia fish producer. SEE OUR JOURNEY HERE

Mengenal Blue Food dan Peran Pentingnya untuk Ketahanan Pangan

Definisi Blue Food

Blue food atau “makanan biru”, merupakan istilah yang merujuk pada makanan yang diperoleh dari air, seperti ikan, makanan laut, dan rumput laut (ganggang). Dengan kata lain, makanan biru adalah hasil panen dari laut, sungai, dan danau, termasuk juga makanan laut yang liar maupun yang dibudidayakan.

Manfaat apa yang bisa kita dapatkan dari makanan biru? Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO), inisiatif Makanan Biru adalah “win-win solution”, dengan berbagai manfaat bagi kita dan planet ini:

1. Nutrisi

Foto: pexels.com

Manfaat utama dari makanan biru terletak pada kandungan nutrisinya. Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO), lebih dari 3,3 miliar orang mendapatkan setidaknya 20% dari asupan protein hewani mereka dari ikan. Di beberapa negara, seperti di wilayah pesisir, ikan seperti sarden menyediakan bentuk protein yang paling terjangkau.

Data menunjukkan bahwa makanan yang kita ambil dari air memiliki beragam nutrisi penting. Sebagai contoh, ikan tuna mengandung asam lemak omega-3 yang penting untuk kesehatan jantung dan otak, sementara rumput laut kaya akan mineral, bahkan ikan tilapia atau nila mengandung protein yang tinggi dan baik untuk tubuh manusia.

2. Mata Pencaharian

Foto: pexels.com

Peran makanan biru dalam menciptakan dan mendukung mata pencaharian tidak dapat diabaikan. Menurut Marine Stewardship Council, penangkapan ikan yang liar saja mempekerjakan sekitar 38 juta orang di seluruh dunia, belum lagi ikan yang dibudidayakan. Ekonomi banyak komunitas pesisir dan negara kepulauan juga sangat bergantung pada industri perikanan, salah satunya masyarakat sekitar Danau Toba.

Menurut data dari Blue Food Assessment (BFA), makanan biru merupakan salah satu komoditas paling diperdagangkan di dunia, memberikan mata pencaharian bagi sekitar 800 juta orang secara total. Di samping itu, sektor perikanan juga menciptakan peluang kerja di sektor-sektor terkait seperti pengolahan dan pemasaran, sehingga memberikan kontribusi signifikan terhadap ekonomi lokal dan regional.

3. Lingkungan

Foto: regalsprings.co.id

Selain manfaat nutrisi dan ekonomi, makanan biru atau blue food juga memiliki dampak positif terhadap lingkungan. Penelitian dari FAO menemukan bahwa penangkapan ikan liar jauh lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan peternakan hewan darat seperti peternakan sapi dan ayam.

Data juga menunjukkan bahwa produksi perikanan menghasilkan emisi karbon yang lebih rendah daripada sebagian besar produksi daging, serta tidak menggunakan lahan secara langsung dan membutuhkan sedikit air tawar. Dengan memilih makanan biru sebagai bagian dari pola makan kita, kita tidak hanya mendukung kesehatan diri sendiri tetapi juga ikut menjaga keseimbangan ekosistem akuatik dan mengurangi jejak karbon.

Regal Springs Indonesia dan Blue Food Movement

Foto: thefishsite.com

Regal Springs Indonesia adalah salah satu perusahaan yang aktif mendukung Gerakan Makanan Biru atau Blue Food Movement dengan menjalankan praktik perikanan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan. Regal Springs mendukung tujuan Gerakan Makanan Biru sebagaimana yang didefinisikan oleh Blue Food Assesment (BFA), sebuah inisiatif internasional yang melibatkan lebih dari 100 ilmuwan lintas disiplin dari lebih dari 25 lembaga.

Regal Springs Indonesia mematuhi pedoman akuakultur yang bertanggung jawab yang diakui oleh Global Seafood Alliance (GSA), yang merupakan bagian penting dari upaya untuk membangun sistem pangan yang sehat, adil, dan berkelanjutan.

Dengan dukungan dari perusahaan-perusahaan seperti Regal Springs Indonesia, serta upaya bersama dari komunitas ilmiah dan lembaga internasional, makanan biru dapat menjadi bagian integral dalam memastikan ketahanan pangan global di masa depan.